Imran & Yeyen

pssijambiDalam dunia sepak bola nasional, kabar mengejutkan kembali mencuat dari klub Malut United. Dua sosok penting di tim, yakni Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena, resmi diberhentikan dari jabatannya. Kabar pemecatan ini sontak menyedot perhatian publik dan memicu beragam komentar tajam di media sosial.

Namun yang lebih mengejutkan adalah pengakuan dari Asghar Saleh, selaku Asisten Manajer Malut United, yang secara gamblang mengungkap alasan pemutusan hubungan kerja tersebut. Tidak sekadar perbedaan visi atau hasil pertandingan, tetapi karena indikasi pelanggaran berat yang melibatkan uang.

Malut United
pssijambi.com

Ada Dugaan Setoran Uang dari Pemain

Dalam wawancara eksklusif bersama pssijambi.com Asghar Saleh mengungkapkan bahwa Imran dan Yeyen diduga menerima uang dari sejumlah pemain yang mereka kontrak di Malut United. Nominalnya pun tidak kecil—berkisar dari puluhan juta hingga menembus ratusan juta rupiah untuk setiap pemain.

“Waktu kami berlaga di Liga 2, hampir seluruh pemain yang masuk harus memberikan setoran. Saat masuk Liga 1, praktik itu masih ada, walau jumlahnya lebih sedikit,” ujar Asghar pada Rabu (18/6/2025).

Pernyataan tersebut sontak memantik sorotan. Pasalnya, Malut United selama ini dikenal sebagai salah satu klub yang ingin membangun sistem manajemen sepak bola profesional dan bersih dari praktik kotor.’

Diketahui Sejak Lama, Tapi Diberi Kesempatan

Ternyata, indikasi adanya praktik tak sehat ini bukanlah hal baru bagi manajemen. Asghar menyebut bahwa sejak Malut United masih bermain di Liga 2 musim 2023/2024, pemilik klub sudah mencium adanya kejanggalan.

Namun, manajemen kala itu memilih untuk tidak langsung bertindak. Harapannya, Imran dan Yeyen bisa menunjukkan perubahan sikap saat diberi kepercayaan kembali untuk memimpin tim dalam persiapan promosi ke Liga 1.

“Owner kami sudah tahu sejak lama. Tapi saat itu masih ada keyakinan dan harapan kalau keduanya bisa berubah. Kami ingin membangun klub ini dengan nilai utama: kejujuran dan integritas. Tapi sayangnya, kepercayaan itu tidak dijaga,” kata Asghar menjelaskan.

Kesempatan yang Disia-siakan

Menurut Asghar, pihak klub sebenarnya sudah memberikan ruang yang luas bagi keduanya untuk beradaptasi dan memperbaiki perilaku. Namun, alih-alih berubah, pola yang sama justru terus dilakukan.

“Kami beri kesempatan, mereka malah tidak berubah. Kami ingin sistem yang sehat, bukan sekadar menang dalam pertandingan, tapi juga menang dalam membangun fondasi klub yang profesional dan transparan,” sambungnya.

Situasi ini membuat manajemen akhirnya mengambil langkah tegas demi menyelamatkan masa depan klub.

Langkah Tegas: Fokus ke Depan, Bukan Masa Lalu

Malut United akhirnya memutuskan untuk tidak berlarut-larut dalam polemik internal. Fokus manajemen kini adalah membenahi sistem dan mempersiapkan tim secara optimal untuk kompetisi Liga 1 ke depan.

“Yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Kami sudah mengevaluasi semuanya secara menyeluruh dan memutuskan untuk melangkah maju,” ungkap Asghar.

Sikap ini dinilai sebagai bentuk kedewasaan dan komitmen manajemen untuk menjauh dari drama internal dan kembali mengarahkan fokus pada pembangunan tim dan prestasi di lapangan.

Pihak Terkait Masih Bungkam

Dalam upaya menjaga keseimbangan pemberitaan, tim jurnalis kami sudah mencoba menghubungi Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena. Namun, hingga berita ini ditulis, keduanya belum memberikan tanggapan resmi. Baik melalui sambungan telepon maupun pesan singkat, tidak ada respons yang diberikan.

Ini tentu menjadi misteri tambahan di tengah kisruh yang sedang berlangsung. Banyak publik yang menantikan klarifikasi dari keduanya agar cerita ini tidak hanya berasal dari satu sisi.

Reaksi Netizen dan Dunia Sepak Bola

Tak butuh waktu lama, kabar ini langsung menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial. Beberapa netizen menyayangkan tindakan Imran dan Yeyen, terutama karena keduanya dikenal sebagai sosok yang memiliki rekam jejak panjang di dunia sepak bola Indonesia > hk lotto.

Sebagian lainnya mendukung langkah tegas Malut United. Mereka menilai tindakan seperti ini patut diapresiasi karena memperlihatkan komitmen klub dalam menjaga integritas dan transparansi, dua hal yang sangat penting di tengah isu suap dan kecurangan yang masih sering mencuat di sepak bola nasional.

Membangun Kembali Kepercayaan

Kini, tantangan besar bagi Malut United adalah membangun kembali kepercayaan pemain, sponsor, dan publik. Keputusan manajemen untuk memberhentikan dua figur penting tentu bukan hal ringan, namun justru bisa menjadi momentum perubahan menuju arah yang lebih baik.

Manajemen pun diharapkan bisa membuka lembaran baru dengan menerapkan sistem seleksi pemain yang lebih bersih dan adil, bebas dari unsur pungutan dan kepentingan pribadi.

Harapan untuk Masa Depan Malut United

Meskipun dilanda kontroversi, Malut United masih memiliki peluang besar untuk menunjukkan bahwa mereka mampu bangkit dan tumbuh menjadi klub yang profesional. Dukungan suporter dan masyarakat Maluku Utara akan sangat menentukan arah klub ke depan.

Jika langkah pembenahan internal ini konsisten dilakukan, bukan tidak mungkin Malut United akan menjadi salah satu ikon baru dalam peta persaingan Liga 1 Indonesia.

Kisah pemecatan Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena bukan sekadar cerita tentang dua individu yang kehilangan posisi. Ini adalah gambaran nyata bagaimana sebuah klub, dalam hal ini Malut United, berusaha menjaga integritasnya di tengah tekanan dan godaan sistem yang belum sepenuhnya bersih.

Langkah ini bisa menjadi pelajaran penting bagi banyak klub lain. Sepak bola bukan hanya tentang skor di papan pertandingan, tetapi juga soal nilai, kejujuran, dan keberanian mengambil sikap ketika prinsip dilanggar.