pssijambi – Peringkat Klasemen Liga 1 2024/2025 Persaingan Menuju Gelar Semakin Memanas. Musim 2024/2025 Liga 1 Indonesia menjadi salah satu musim paling kompetitif dalam satu dekade terakhir. Tak hanya soal siapa yang akan menjuarai liga, tetapi juga drama di papan tengah dan bawah yang tak kalah sengit. Hingga pekan ke-27, dinamika klasemen terus berubah, memperlihatkan betapa kompetitifnya liga tertinggi di Indonesia ini.
Peringkat Klasemen Liga 1
Persib Bandung menjadi tim paling konsisten sejauh ini. Anak asuh Bojan Hodak tampil impresif sejak awal musim, dan kini memimpin klasemen dengan koleksi 57 poin dari 27 pertandingan. Mereka berhasil meraih 16 kemenangan, 9 kali imbang, dan hanya 2 kali kalah.
Kunci sukses Persib terletak pada keseimbangan permainan. Lini serang mereka sangat tajam dengan David da Silva dan Ciro Alves yang menjadi ancaman nyata bagi pertahanan lawan, sementara lini belakang yang dikawal Nick Kuipers dan Rezaldi Hehanussa tampil solid dan jarang membuat kesalahan.
Dewa United, Sang Kuda Hitam yang Tak Bisa Diremehkan

Dewa United menjadi kejutan besar musim ini. Klub yang dalam beberapa musim sebelumnya hanya menjadi penggembira kini berubah menjadi penantang serius gelar. Mereka menempati posisi kedua dengan 49 poin dari 27 pertandingan, hasil dari 14 kemenangan, 7 imbang, dan 6 kekalahan.
Dengan barisan pemain muda dan pengalaman seperti Egy Maulana Vikri dan Risto Mitrevski di lini pertahanan, Dewa United menunjukkan bahwa kerja keras, strategi jitu, dan semangat tim bisa mengangkat prestasi klub secara signifikan.
Persija Jakarta dan Arema FC Terpeleset dari Target
Dua tim besar, Persija Jakarta dan Arema FC, justru mengalami musim yang mengecewakan. Persija yang di awal musim digadang-gadang sebagai kandidat juara, kini tercecer di papan tengah. Inkonistensi performa dan ketergantungan pada pemain asing menjadi salah satu penyebab utama menurunnya performa tim Ibu Kota.
Arema FC bahkan lebih buruk. Mereka masih berjuang di zona degradasi, dan tekanan besar datang dari suporter yang tidak puas dengan hasil yang diraih tim sejauh ini. Pergantian pelatih, inkonsistensi strategi, dan minimnya pemain lokal berkualitas membuat tim asal Malang ini kesulitan bangkit.
Papan Tengah: Persaingan Sengit Berebut Posisi Aman
Di papan tengah, persaingan juga tak kalah menarik. Klub-klub seperti Madura United, PSIS Semarang, PSM Makassar, dan Barito Putera saling sikut untuk mengamankan tempat di posisi aman, bahkan mencoba menyelinap ke zona kompetisi Asia.
PSIS Semarang, dengan pemain bintang seperti Taisei Marukawa dan Carlos Fortes, mampu memberi kejutan di beberapa pertandingan besar, namun kehilangan poin di laga melawan tim-tim papan bawah menjadi masalah yang perlu segera diselesaikan jika ingin bertahan di 6 besar.
Zona Degradasi: Tekanan Semakin Berat
Zona merah di klasemen menjadi arena hidup dan mati bagi sejumlah klub. Hingga pekan ke-27, tiga tim yang berada di zona degradasi adalah Arema FC, Persikabo 1973, dan Bhayangkara FC. Ketiga tim ini sama-sama mengoleksi poin yang minim dan sering kehilangan angka penting, bahkan saat bermain di kandang sendiri.
Bhayangkara FC yang sempat menjadi juara liga pada 2017 kini terseok-seok. Meski memiliki materi pemain yang tidak buruk, ketidakmampuan mereka memaksimalkan peluang dan lemahnya koordinasi lini belakang menjadikan mereka tim dengan jumlah kebobolan terbanyak musim ini.
Highlight Statistik Klasemen Sementara (Pekan ke-27)
Berikut adalah klasemen sementara 10 besar Liga 1 2024/2025:
Peringkat | Klub | Poin | Main | Menang | Seri | Kalah | Gol | Kebobolan | Selisih |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Persib Bandung | 57 | 27 | 16 | 9 | 2 | 47 | 24 | +23 |
2 | Dewa United | 49 | 27 | 14 | 7 | 6 | 54 | 29 | +25 |
3 | Borneo FC | 48 | 27 | 14 | 6 | 7 | 45 | 33 | +12 |
4 | Madura United | 44 | 27 | 12 | 8 | 7 | 39 | 32 | +7 |
5 | PSM Makassar | 42 | 27 | 11 | 9 | 7 | 38 | 30 | +8 |
6 | PSIS Semarang | 40 | 27 | 11 | 7 | 9 | 41 | 36 | +5 |
7 | Persik Kediri | 39 | 27 | 10 | 9 | 8 | 33 | 30 | +3 |
8 | Persebaya Surabaya | 38 | 27 | 10 | 8 | 9 | 35 | 34 | +1 |
9 | Barito Putera | 36 | 27 | 9 | 9 | 9 | 32 | 33 | -1 |
10 | Persija Jakarta | 34 | 27 | 8 | 10 | 9 | 30 | 31 | -1 |
Peluang Juara dan Prediksi Akhir Musim
Dengan tujuh pertandingan tersisa, peluang juara masih terbuka, namun Persib Bandung jelas menjadi favorit utama. Jadwal yang relatif lebih ringan di akhir musim, ditambah konsistensi performa mereka, membuat kemungkinan besar mereka bisa menyegel gelar juara jika tidak terpeleset di laga-laga krusial.
Dewa United dan Borneo FC masih bisa mengejar, tetapi mereka harus berharap Persib kehilangan poin dalam dua atau tiga pertandingan, sekaligus memastikan mereka sendiri tampil sempurna.
Kesiapan Klub Menyambut Play-off dan Kompetisi Asia
Musim ini, empat besar Liga 1 juga berkesempatan tampil di kompetisi Asia, termasuk AFC Champions League 2. Maka, posisi empat besar menjadi rebutan utama, bukan hanya demi gengsi, tapi juga peluang ekspansi internasional bagi klub dan pemain.
Madura United dan PSM Makassar terlihat siap, dengan kedalaman skuad dan pengalaman tampil di pentas Asia. Namun, konsistensi dan kesiapan mental akan jadi penentu dalam lima pekan terakhir.
Taktik dan Strategi yang Mengubah Permainan
Salah satu hal menarik musim ini adalah perkembangan taktik yang semakin modern. Banyak pelatih mulai meninggalkan gaya main tradisional Indonesia yang cenderung direct dan mengandalkan bola-bola panjang. Sebaliknya, kini lebih banyak tim yang memainkan build-up dari belakang, pressing tinggi, hingga sistem rotasi yang kompleks.
Pelatih Persib Bojan Hodak menjadi contoh bagaimana sistem yang disiplin dan adaptif bisa menciptakan kestabilan permainan. Ia kerap mengubah formasi dari 4-3-3 ke 3-5-2, tergantung lawan yang dihadapi. Pergeseran taktik ini memaksimalkan peran pemain seperti Marc Klok sebagai gelandang jangkar dan pemain serba bisa seperti Beckham Putra.
Di sisi lain, Dewa United memanfaatkan kecepatan serangan balik sebagai senjata utama. Mereka sangat efektif saat menghadapi tim-tim dengan penguasaan bola tinggi. Pola ini menempatkan pemain seperti Egy Maulana Vikri dalam posisi ideal untuk mengeksploitasi ruang terbuka di lini belakang lawan.
Dukungan Suporter yang Kian Militan
Musim ini juga ditandai oleh kembalinya atmosfer stadion yang luar biasa setelah sempat surut akibat pandemi dan pembatasan kapasitas. Suporter dari berbagai daerah kembali memadati stadion, memberikan semangat luar biasa bagi tim mereka.
Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan Arema FC tetap menjadi tiga tim dengan basis suporter terbesar dan paling vokal. Bahkan saat bermain tandang, dukungan tak pernah surut. Namun tak hanya mereka, klub-klub seperti PSIS Semarang dan Persik Kediri juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah penonton.
Dukungan ini bukan hanya soal atmosfer, tapi juga menjadi tekanan tambahan bagi pemain lawan. Beberapa pelatih mengakui bahwa bermain di kandang Persib atau Persebaya adalah tantangan mental tersendiri.
Efek Regulasi Baru Liga 1 2024/2025
Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI) dan operator liga musim ini memperkenalkan sejumlah regulasi baru yang memengaruhi jalannya kompetisi. Salah satunya adalah kewajiban memainkan minimal satu pemain U-23 selama 45 menit di setiap pertandingan. Hal ini mendorong banyak klub untuk memberi panggung lebih besar pada pemain muda.
Dampaknya sangat positif. Pemain seperti Arkhan Kaka (Persis Solo), Dony Tri Pamungkas (Persija), dan Althaf Indie (Persebaya) mulai menunjukkan potensi besar. Mereka tak hanya tampil untuk memenuhi regulasi, tapi benar-benar memberi kontribusi nyata bagi tim.
Selain itu, sistem wasit tambahan (additional assistant referees) dan penggunaan teknologi VAR secara terbatas mulai diuji coba. Ini bertujuan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, sekaligus mengurangi kontroversi yang kerap muncul di pertandingan-pertandingan besar.
Masa Depan Liga 1: Menuju Profesionalisme Sejati
Melihat perkembangan musim ini, Liga 1 Indonesia berada di jalur yang menjanjikan. Dari segi kualitas permainan, manajemen klub, hingga standar infrastruktur, semuanya mengalami peningkatan signifikan. Walaupun masih ada masalah klasik seperti keterlambatan gaji di beberapa klub kecil atau kualitas wasit yang belum konsisten, arah kompetisi jelas menuju profesionalisme.
Jika semua pemangku kepentingan—klub, federasi, operator, dan suporter—terus bekerja sama, bukan tidak mungkin dalam 3–5 tahun ke depan Liga 1 bisa sejajar dengan liga-liga besar di Asia Tenggara, bahkan Asia.
Musim Terbaik Liga 1 Dalam Satu Dekade?
Jika melihat ketatnya persaingan, jumlah gol yang tinggi, dan kejutan-kejutan di papan klasemen, bisa dibilang musim 2024/2025 menjadi salah satu yang paling menarik dalam sejarah Liga 1. Persib Bandung berpeluang mengakhiri puasa gelar, Dewa United siap menulis sejarah baru, dan drama zona degradasi terus memanas.
Setiap pekan menjadi hidup, setiap poin menjadi emas. Sepak bola Indonesia sedang berada di jalur yang benar menuju profesionalisme dan kualitas yang lebih tinggi. Kita hanya perlu menikmati sisa kompetisi, karena apa pun bisa terjadi hingga peluit akhir musim dibunyikan.